PURWOKERTO – Universitas Harapan Bangsa (UHB) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung upaya pencegahan stunting di masyarakat. Melalui kegiatan Charity Run 5K yang digelar pada Dies Natalis ke-20, hasil donasi dialokasikan untuk program nyata berupa penyerahan bantuan gizi balita dan penyuluhan kepada orang tua di Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok, Rabu (3/9/2025).
Sebanyak lebih dari 135 keluarga penerima manfaat (KPM) memperoleh bantuan berupa bahan makanan dan vitamin yang disesuaikan dengan kebutuhan gizi balita. Tidak hanya penyerahan bantuan, kegiatan ini juga dilengkapi dengan penyuluhan bertema “Gerakan Edukasi MP-ASI: Model Demonstrasi Berbasis Kearifan Lokal untuk Peningkatan Kompetensi Orang Tua dan Pencegahan Stunting di Banyumas”.
Rektor UHB, Dr. Yuris Tri Naili, S.H., Kn., M.H., menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi nyata tridharma perguruan tinggi, khususnya dalam aspek pengabdian kepada masyarakat. Menurutnya, perguruan tinggi tidak hanya berperan dalam pendidikan dan penelitian, tetapi juga harus hadir memberikan kontribusi langsung bagi masyarakat sekitar. “Melalui program ini, kami ingin memastikan bahwa hasil dari kegiatan akademik dan kegiatan sosial UHB dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Pencegahan stunting bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga menjadi tanggung jawab moral institusi pendidikan tinggi.” ujarnya.
Selain itu, lanjut Rektor, kegiatan ini juga merupakan rangkaian tindak lanjut dari Charity Run 5K yang digelar pada perayaan Dies Natalis ke-20 UHB pada Juli lalu. Melalui kegiatan olahraga sekaligus amal tersebut, UHB berhasil menggalang dana yang kini diwujudkan dalam program pemberdayaan masyarakat di sektor kesehatan. “Charity Run 5K bukan sekadar perayaan ulang tahun kampus, melainkan wadah solidaritas sivitas akademika, alumni, dan masyarakat untuk berbagi. Hasilnya kami dedikasikan untuk mendukung generasi masa depan yang lebih sehat,” tambah Dr. Yuris.
Wakil Rektor II UHB, Martyarini Budi Setyawati, S.Kep., Ns., M.Kep., menambahkan kegiatan penyuluhan dilakukan dengan pendekatan demonstrasi. Orang tua tidak hanya menerima materi, tetapi juga melihat langsung praktik penyusunan menu MP-ASI dengan bahan lokal yang bergizi seimbang. “Orang tua perlu dibekali dengan keterampilan praktis, bukan hanya teori. Melalui model demonstrasi ini, mereka dapat memahami cara memilih bahan, mengolah makanan, hingga menyajikannya agar sesuai kebutuhan gizi anak. Kami percaya bahwa pemanfaatan kearifan lokal—misalnya menggunakan bahan pangan yang tersedia di sekitar rumah—akan lebih mudah diterapkan secara berkelanjutan,” jelasnya. “Edukasi MP-ASI berbasis kearifan lokal menjadi salah satu strategi agar masyarakat dapat lebih mudah memahami dan mempraktikkan pola pemberian makanan yang sehat untuk anak-anak mereka,” tambah Wakil Rektor II.
Seperti diketahui, stunting masih menjadi isu kesehatan yang serius di Indonesia, termasuk di Banyumas. Pencegahan sejak dini melalui pemenuhan gizi balita menjadi langkah penting. Melalui program ini, UHB berharap orang tua semakin sadar pentingnya pemenuhan gizi seimbang dan pola asuh yang tepat. Selain memberikan bantuan, kegiatan ini sekaligus menjadi sarana edukasi untuk meningkatkan kompetensi keluarga dalam mengasuh anak. Dengan demikian, program tidak berhenti pada distribusi bantuan, tetapi juga membekali masyarakat dengan pengetahuan yang bisa diterapkan jangka panjang.
Dengan pendekatan ini, UHB terus memantapkan perannya sebagai institusi pendidikan tinggi yang berkomitmen pada pengembangan masyarakat dan kesehatan publik. Ke depan, kampus akan terus memperluas model pengabdian serupa agar dampaknya dapat menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat. (*)
Tinggalkan Balasan