Pelatihan dan sosialisasi Pedoman Pelaksanaan Paket Pelayanan Awal Minimum dalam situasi bencana atau krisis kesehatan digelar pada 10 Desember 2025 di Aula Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan KB Kabupaten Cilacap. Kegiatan ini merupakan kolaborasi Universitas Harapan Bangsa dengan Kementerian Kesehatan melalui Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah untuk meningkatkan kapasitas petugas kesehatan agar mampu merespons cepat dan terkoordinasi dalam kondisi darurat kesehatan. Pelatihan menghadirkan fasilitator dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, akademisi Universitas Negeri Semarang, serta tim PKBI Jawa Tengah dan Banyumas yang juga dosen Universitas Harapan Bangsa. Materi disampaikan melalui pemaparan kebijakan, diskusi kasus, dan simulasi lapangan yang berfokus pada kesiapsiagaan layanan kesehatan esensial.

Pelatihan ini membahas prinsip PPAM sebagai standar minimum pelayanan kesehatan yang harus tetap berjalan pada situasi bencana dan krisis, termasuk layanan kesehatan ibu dan anak, kesehatan reproduksi, pencegahan penyakit menular, serta perlindungan kelompok rentan. Pendekatan tersebut selaras dengan upaya memperkuat sistem kesehatan yang inklusif dan berkelanjutan, sejalan dengan agenda pembangunan global yang menempatkan kesehatan sebagai fondasi kesejahteraan masyarakat.

Assoc. Prof. Dr. Yuris Tri Naili, S.H., KN., M.H., Rektor Universitas Harapan Bangsa, menekankan bahwa keterlibatan perguruan tinggi dalam pelatihan ini merupakan bagian dari tanggung jawab akademik untuk menjembatani ilmu dan praktik. Ia menyatakan bahwa kolaborasi dengan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan kesehatan menjadi kunci agar kebijakan dapat diimplementasikan secara efektif di lapangan, terutama saat sistem kesehatan berada di bawah tekanan.

Ketua PKBI Banyumas sekaligus Dosen Kebidanan Universitas Harapan Bangsa, Dr. Susilo Rini, S.ST., M.Kes., menjelaskan bahwa PPAM bukan sekadar pedoman teknis, tetapi instrumen perlindungan hak kesehatan masyarakat dalam situasi darurat. Menurutnya, penguatan kapasitas petugas akan berdampak langsung pada keberlangsungan layanan esensial, khususnya bagi perempuan dan anak, yang sering menjadi kelompok paling terdampak saat krisis.

Dosen Keperawatan Anestesiologi Universitas Harapan Bangsa, Made Suandika, S.Kep., Ns., M.Kep., Ph.D., menambahkan bahwa pelatihan ini menekankan pentingnya koordinasi lintas sektor dan kesiapan sumber daya manusia. Ia menilai simulasi yang dilakukan membantu peserta memahami peran masing-masing sehingga respons di lapangan dapat berlangsung cepat, tepat, dan aman.

Melalui kegiatan ini, Universitas Harapan Bangsa menegaskan komitmennya untuk berkontribusi dalam penguatan sistem kesehatan daerah. Ke depan, hasil pelatihan diharapkan menjadi dasar tindak lanjut berupa pendampingan dan pengembangan jejaring kerja sama agar implementasi PPAM semakin optimal, mendukung ketahanan kesehatan masyarakat, dan berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan di tingkat lokal dan nasional.

LPH

By LPH

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *