Konseling bagi remaja dan orangtua bertema 1001 Cara Bicara Orangtua ke Remaja digelar pada 25 November 2025 di Balai Desa Karangkedawung, Sokaraja, Banyumas, menghadirkan Dr. Susilo Rini SST M.Kes dari Universitas Harapan Bangsa dan staf BKKBN Kabupaten Banyumas untuk memperkuat pola komunikasi keluarga sebagai upaya menjawab tantangan pengasuhan di era digital. Kegiatan melibatkan orangtua dan masyarakat yang tergabung dalam pemuda karang taruna sebagai ruang belajar bersama mengenai pola asuh dan komunikasi efektif.

Konseling ini menjadi wadah dialog antara orangtua dan remaja di tengah perubahan sosial yang cepat. Materi yang disampaikan Dr. Susilo Rini SST M.Kes, dosen S1 Kebidanan UHB, menekankan bahwa pengasuhan pada era globalisasi menghadirkan dinamika baru yang dipengaruhi kemajuan teknologi, media sosial, perubahan perilaku remaja, dan pola komunikasi keluarga.

Dalam paparannya, Dr. Rini menjelaskan bahwa komunikasi terbuka dan empatik adalah fondasi yang harus dibangun orangtua agar remaja mampu berkembang secara sehat baik secara fisik, kognitif, maupun emosional. Ia menyoroti pentingnya memahami perasaan anak, menghindari konfrontasi, memberikan ruang privat, sekaligus menetapkan batasan yang wajar dalam keluarga. “Remaja membutuhkan kehangatan sekaligus ketegasan. Komunikasi dua arah dan pemahaman emosi membantu mereka mengambil keputusan secara lebih matang,” paparnya di hadapan peserta.

Staf BKKBN Kabupaten Banyumas, Martinus, menambahkan bahwa pola komunikasi yang kurang tepat seringkali menjadi pemicu jarak emosional antara remaja dan orangtua. Menurutnya, literasi pengasuhan yang lebih adaptif diperlukan agar keluarga mampu menghadapi risiko pergaulan bebas, paparan media sosial, hingga kecenderungan isolasi diri pada remaja.

Kepala Desa Karangkedawung, Dwi Rudiarto Setiadi, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan pendidikan keluarga ini. Ia menilai bahwa pemahaman orangtua terhadap perilaku remaja menjadi faktor penting dalam menjaga keharmonisan sosial di tingkat desa.

Rektor Universitas Harapan Bangsa, Assoc. Prof. Dr. Yuris Tri Naili S.H. KN. M.H., menegaskan bahwa kegiatan ini sejalan dengan komitmen UHB dalam memperkuat kapasitas keluarga sebagai pilar pembangunan manusia. “Pendidikan keluarga yang inklusif dan adaptif merupakan bagian dari pembangunan berkelanjutan. Ketika orangtua mampu berkomunikasi secara bijaksana dengan remaja, kita sedang membangun generasi yang lebih sehat secara emosional dan siap menghadapi tantangan masa depan,” ujarnya. Pernyataan tersebut menegaskan kontribusi UHB pada tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya penguatan kesejahteraan keluarga dan pendidikan berkualitas.

Sepanjang sesi, peserta juga diajak membahas contoh kasus nyata seperti anak yang kecanduan gawai, menarik diri dari lingkungan, hingga sering berargumen. Dr. Rini memberikan pendekatan praktis berupa penerapan gaya pengasuhan otoritatif, penetapan aturan screen time, menciptakan aktivitas keluarga, hingga membangun komunikasi empatik yang tidak menghakimi. Materi yang dipaparkan juga menekankan pentingnya observasi perilaku orangtua sebagai model utama yang diamati oleh remaja dalam kesehariannya.

Kegiatan konseling ini diharapkan menjadi langkah awal membangun relasi yang lebih sehat antara remaja dan orangtua di Desa Karangkedawung. Dengan dukungan perangkat desa, BKKBN, serta Universitas Harapan Bangsa, program ini direncanakan berlanjut dalam bentuk pendampingan keluarga dan peningkatan literasi pengasuhan agar masyarakat semakin siap menghadapi tantangan pengasuhan pada era digital.

LPH

By LPH

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *