Universitas Harapan Bangsa pada Senin 1 Desember 2025 melaksanakan Objective Structured Clinical Examination OSCE bagi mahasiswa Prodi D3 Kebidanan di Laboratorium Kebidanan UHB sebagai rangkaian persiapan Praktik Klinik Kebidanan II yang berlangsung di rumah sakit dan Puskesmas wilayah Banjarnegara. Kegiatan ini digelar untuk memastikan mahasiswa memahami standar asuhan kebidanan sebelum terjun ke lahan praktik melalui evaluasi terstruktur yang menilai keterampilan klinis secara objektif dan menyeluruh.
Pelaksanaan Praktik Klinik Kebidanan II PKK II menjadi tahapan strategis bagi mahasiswa semester VI untuk mengaplikasikan kompetensi asuhan kebidanan secara komprehensif. Rangkaian praktik dijadwalkan mulai 8 Desember 2025 hingga 3 Januari 2026 di rumah sakit, kemudian berlanjut pada 5 Januari hingga 31 Januari 2026 di Puskesmas wilayah Banjarnegara.
Sebelum diterjunkan ke lapangan, mahasiswa mengikuti Pendalaman Praktik Klinik Kebidanan II yang mencakup pemantapan teori, keterampilan berbasis penelitian terbaru, dan pra-PKK melalui metode OSCE. Evaluasi berbasis OSCE–CBT dilaksanakan pada 28 November 2025, disusul OSCE di laboratorium keterampilan pada 1 Desember 2025. Pendekatan ini memastikan mahasiswa memiliki kesiapan klinis yang selaras dengan standar pendidikan dan praktik pelayanan kesehatan mutakhir.
PKK II dilaksanakan di RSI Banjarnegara, RSUD Goeteng Tarunadibrata Purbalingga, serta lima Puskesmas di Kabupaten Banjarnegara. Seluruh lokasi dipilih karena menyediakan variasi kasus yang relevan dengan pencapaian kompetensi mahasiswa, mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, hingga layanan kesehatan reproduksi.
Ketua Program Studi S1 Kebidanan UHB, Surtiningsih, S.ST., M.Kes., menegaskan bahwa penyelenggaraan OSCE menjadi bagian penting dalam memastikan kompetensi calon bidan. “Praktik klinik membutuhkan kesiapan ilmu dan keterampilan yang terstandar. Melalui OSCE, mahasiswa ditempa untuk mampu memberikan asuhan komprehensif berdasarkan bukti ilmiah dan etika profesi,” ujarnya.
Rektor UHB, Assoc. Prof. Dr. Yuris Tri Naili, S.H., KN., M.H., menilai kegiatan ini selaras dengan komitmen universitas menghadirkan layanan pendidikan kesehatan yang berkualitas. “Penguatan kompetensi tenaga kesehatan tidak hanya berdampak pada mahasiswa, tetapi juga pada kualitas layanan masyarakat. Upaya seperti ini mendukung terwujudnya peningkatan kesehatan ibu dan anak yang menjadi bagian dari agenda pembangunan berkelanjutan,” tuturnya.

Sepanjang praktik, mahasiswa menjalankan berbagai kegiatan pembelajaran klinik, mulai dari pengelolaan kasus, observasi, bedside teaching, pre conference, post conference, interaksi dengan klien, pendokumentasian asuhan, hingga pemenuhan target 34 kompetensi kebidanan. Proses pembelajaran didampingi pembimbing akademik, pembimbing klinik, serta tenaga kesehatan di rumah sakit dan Puskesmas sehingga kolaborasi dan supervisi klinis berjalan optimal.
Integrasi kegiatan ini dengan upaya peningkatan kualitas layanan kesehatan daerah mencerminkan kontribusi UHB terhadap Sustainable Development Goals terutama SDG 3 mengenai kesehatan yang baik dan kesejahteraan. Melalui penguatan kapasitas calon tenaga kesehatan, UHB berperan dalam meningkatkan akses terhadap pelayanan maternal dan neonatal yang aman, berkualitas, dan berbasis bukti ilmiah.
Dengan berjalannya OSCE dan seluruh tahapan PKK II secara tertib dan terstruktur, mahasiswa diharapkan memasuki lahan praktik dengan kesiapan penuh sebagai calon bidan profesional yang kompeten dan beretika. UHB menegaskan bahwa penguatan mutu pendidikan kebidanan akan terus menjadi fokus strategis dalam mendukung peningkatan kesehatan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan di wilayah Banjarnegara dan sekitarnya.
