Ujian Objective Structured Clinical Examination PKK II bagi mahasiswa semester lima Program Studi Keperawatan Program Sarjana Universitas Harapan Bangsa berlangsung pada 9–12 Desember 2025 di Laboratorium Kesehatan UHB. Kegiatan ini dirancang untuk menilai pencapaian kompetensi mahasiswa pada berbagai stase praktik secara objektif dan terstruktur melalui pengujian individual berbasis skenario kasus dan checklist terstandar.

Pelaksanaan OSCE mencakup lima stase utama yaitu Keperawatan Medikal Bedah, Keperawatan Anak, Keperawatan Maternitas, Keperawatan Jiwa, dan Keperawatan Komunitas. Setiap mahasiswa menjalani rotasi stase dengan durasi 15 menit per sesi. Penguji menilai kemampuan diagnostik, intervensi, implementasi tindakan, serta perilaku profesional. Model asesmen ini digunakan secara luas dalam pendidikan kesehatan global dan menjadi instrumen untuk memastikan kesiapan praktik klinik secara komprehensif.

Rektor Universitas Harapan Bangsa, Assoc. Prof. Dr. Yuris Tri Naili, S.H., KN., M.H., menegaskan bahwa OSCE bukan sekadar ujian teknis melainkan fondasi profesionalisme lulusan kesehatan. Ia menyampaikan bahwa proses evaluasi yang sistematis dan transparan merupakan bagian dari upaya kampus membangun budaya mutu yang selaras dengan agenda pembangunan berkelanjutan. “Penguatan kompetensi tenaga kesehatan merupakan kontribusi nyata UHB dalam mendukung peningkatan ketahanan sistem kesehatan masyarakat. Kualitas lulusan harus terjaga agar mereka mampu memberi dampak positif di berbagai lini pelayanan,” ujarnya.
Kepala Program Studi Keperawatan Program Sarjana, Dr. Atun Raudotul M.S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Mat., menjelaskan bahwa OSCE PKK II menjadi tahap penting sebelum mahasiswa ditempatkan di rumah sakit maupun komunitas. Menurutnya, asesmen berbasis skenario memungkinkan mahasiswa menunjukkan pemahaman klinis sekaligus kepekaan terhadap aspek etik dan keselamatan pasien. “Kami memastikan setiap mahasiswa memiliki kesiapan optimal sebelum memasuki lahan praktik. Proses ini menuntut ketelitian, kecepatan berpikir, dan kemampuan mengambil keputusan yang tepat,” kata Atun.

Pelaksanaan OSCE di UHB tidak hanya menekankan aspek kemampuan teknis keperawatan tetapi juga pembangunan karakter profesional yang berorientasi pada keselamatan pasien dan pelayanan kesehatan yang inklusif. Pendekatan ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan terutama pada peningkatan kualitas hidup, penguatan layanan kesehatan, serta pengembangan SDM unggul yang mampu berkontribusi dalam konteks nasional dan global.

Rangkaian OSCE PKK II menjadi langkah penguatan kesiapan mahasiswa sebelum terjun ke praktik klinik yang dijadwalkan pada semester berjalan. Hasil asesmen akan digunakan sebagai dasar pembinaan dan evaluasi pembelajaran, sekaligus memastikan lulusan Keperawatan UHB mampu memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.
